5 Tahun Berjuang Sendiri, Maaf Aku Menyerah

by - Februari 16, 2020


Masih teringat jelas saat pertama kali kita dipertemukan.
Pertama kali kita bertatapan,
Pertama kali kita berkenalan,
Pertama kali kita berbincang.

Di ruang yang penuh dengan cahaya, menggunakan jas almamater,
disitulah pertama kali aku memberanikan diri untuk berfoto berdua.
Masih kusimpan foto pertama kita
bahkan hingga saat ini
terekam rapi dalam memori

Hari demi hari berlalu.
Aku mulai mengenalmu.
Mengetahui sifatmu, kebiasaanmu, semua tentangmu.
Tidak mudah bagiku menerima perbedaan yang besar.
Aku mencoba bertahan karena perasaanku jauh lebih besar.

Bulan demi bulan terlewati.
Saat itu, di hari ulang tahunmu.
Aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perbedaan ini.
Dan kamu menerimanya dengan baik.
Kamu berubah menjadi pribadi yang lebih aku kagumi.
Aku senang.
Aku bahagia.

Tahun demi tahun berganti.
Perasaan ini semakin dalam.
Namun,
perbedaan itu muncul lagi.
Kamu yang dulu aku banggakan
berubah menjadi orang yang tidak aku kenal
Perhatianmu masih terasa.
Namun rasanya menjadi pahit.
Aku tetap bertahan bahkan disaat kamu tidak peduli.

Berkali kali aku ingin menyerah.
Berkali kali pula aku memberikan kesempatan kedua,
atau bahkan ketiga keempat dan kelima.
Kamu semakin jauh dan semakin tidak terlihat.

Sesekali aku ingin memberitahumu.
Banyak yang ingin masuk dalam kehidupanku.
Namun aku enggan membukakan pintu.
Karena aku tahu bahwa kamulah pilihanku.
Hingga pada akhirnya mereka menyerah dan hidup bahagia.
Sedangkan aku,
masih disini,
mengharapkan ketidakpastian darimu.

Aku sudah mencoba lagi untuk memperbaiki semuanya,
namun sepertinya keberadaanku tidak berarti lagi bagimu
atau kamu tidak ingin mengungkapkan yang sebenarnya?
Ada satu titik dimana aku berharap kamu bisa jujur
jujur dengan hatimu,
jujur dengan perasaanmu,
jujur dengan keadaanmu.
Kamu tidak perlu menjadi seorang yang sempurna buatku.
Karena aku hanya ingin kamu.
Bukan segala pencapaianmu.
Aku hanya ingin kita bersama.

Namun keinginan itu tidak berarti lagi bagiku.
Maaf aku harus menyerah.
Aku harus menjalani hidupku dengan baik.
Aku harus mencintai diriku.
Aku harus bahagia.
Iya benar, aku akan bahagia pada saatnya.

Aku sadar, mungkin kebahagiaanku bukan kamu.
Mungkin 5 tahun ini hanya akan menjadi memori semata.
Dan sekarang aku ingin membuka lembaran baru.
Membuka hati buat orang baru,
yang bisa menghargai keberadaanku.
Karena aku tau, hubungan bukan dibangun dari perjuangan sendiri.
Namun berjuang bersama-sama.

Terimakasih.
Kamu telah mengajarkanku tentang banyak hal.
Aku berharap kamu bahagia.
Akupun juga akan bahagia.
Mari menjalani kehidupan masing-masing.
Tanpa ada rasa sesal.
Sampai jumpa lagi,
saat kita sudah menemukan pengganti masing-masing.

Sincerely, me.

You May Also Like

1 komentar